Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK (non aktif) Giri Suprapdiono.
Jakarta - Eks pegawai KPK Giri Suprapdiono mendaftarkan diri dalam seleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK. Dia sudah melakukan tahap registrasi di laman resmi Pansel KPK dan sisa mengunggah dokumen yang menjadi persyaratan administrasi.
“Tinggal submit … kayaknya malam ini. Paling telat besok,”
kata Suprapdiono saat dikonfirmasi, Minggu (14/7).
Giri Suprapdiono menjadi salah satu korban Tes Wawasan
Kebangsaan (TWK). Dia termasuk yang dibebastugaskan berdasarkan SK yang diteken
Ketua KPK Firli Bahuri saat itu.
Suprapdiono angkatan lama di KPK. Dia mengabdi di KPK sejak
2005 hingga kemudian didepak Firli Bahuri dkk pada Mei 2021.
Selama mengabdi di KPK, 9 tahun di antaranya Giri menjabat
sebagai direktur, yakni Direktur Gratifikasi selama 6 tahun dan Direktur
Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat selama 3 tahun.
Suprapdiono memutuskan maju menjadi Capim KPK karena dia
menilai lembaga antirasuah itu butuh sosok pemimpin yang berintegritas dan
berpengalaman dalam pemberantasan korupsi.
“Bukan pemimpin KPK yang hanya untuk dirinya sendiri, bahkan
merusak KPK itu sendiri,” ungkap dia.
Reputasi KPK saat ini, yang mendapat kepercayaan publik
paling buncit dan dianggap paling buruk dalam sejarah, juga salah satu faktor
yang menguatkan tekad Suprapdiono mendaftarkan diri jadi Capim.
“Kita punya tanggung jawab moral mengembalikan reputasi KPK
yang hancur. Lulusan korban TWK mempunyai harapan besar bisa mengembalikan nama
baik KPK. Kita menjaga nama baik dan kepercayaan publik,” kata Suprapdiono.
Kata dia, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia butuh
dipulihkan. Indonesia dinilai mundur 10 tahun ke belakang dalam pencegahan
korupsi. Sehingga dia menguatkan diri, mengikuti seleksi pimpinan, untuk
mewujudkan harapan baru: mendidik budaya anti korupsi secara benar dan efektif,
agar dapat menjadikan Indonesia menjadi negara maju, bermartabat dan sejahtera.
“Terus berikhtiar dan berusaha menjadi bagian anti korupsi.
Kita tidak boleh jera, koruptor lah yang harus jera,” pungkasnya.
Usai terdampak TWK beberapa tahun lalu, Giri Suprapdiono
menjadi dosen di praktisi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia
(UII). Dia juga tercatat sebagai Analis Kebijakan Ahli Utama Staf Ahli Kapolri
sejak tahun 2021.
Per Sabtu (13/7) kemarin, Panitia Seleksi (Pansel) KPK,
melaporkan bahwa sudah ada 745 orang melakukan registrasi akun.
Sementara jumlah yang mendaftar sebagai capim sebanyak 138
orang, dan Dewan Pengawas (Dewas) sebanyak 104 orang.
Pendaftaran Capim KPK dibuka sejak 26 Juni 2024. Pendaftaran
terakhir besok, 15 Juli 2024.
(lnn/red)