Notification

×

Iklan

Iklan

PM Jepang: Lebih Banyak Bom Dijatuhkan di Gaza daripada di Tokyo Selama Perang Dunia II

Jumat, 29 November 2024 | November 29, 2024 WIB Last Updated 2024-11-30T18:00:28Z

 

Foto : PM Jepang Shigeru Ishiba. (eastasiaforum.org)



Tokyo - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan keprihatiannya atas penyerbuan Israel di Jalur Gaza, dan menyebut kejadian tersebut 'sangat menyayat hati'.

 

“Adalah sangat menyedihkan bahwa bom-bom yang dijatuhkan di Gaza jauh lebih banyak dibandingkan bom yang dijatuhkan di Tokyo selama serangan udara besar-besaran AS pada Perang Dunia II," kata Ishiba seperti dikutip dari NHK, Sabtu (30/11/2024).

 

Pernyataan tu disampaikan Ishiba setelah menerima informasi dari Seita Akihiro, direktur kesehatan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

 

Berdasarkan data dari pejabat di Gaza, tentara Israel telah menjatuhkan 18.000 ton bom di Jalur Gaza sejak Oktober lalu, atau sekitar 1,5 kali kekuatan ledakan bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, selama Perang Dunia II.

 

Selama Perang Dunia II, AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, yang menewaskan 140 ribu orang.

 

Tiga hari kemudian, bom lain menghantam Nagasaki, menewaskan 70.000 orang. Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, sekaligus mengakhiri Perang Dunia II.

 

Namun, Ishiba menegaskan bahwa Tokyo 'harus terus memberikan bantuan' kepada UNRWA meskipun Israel melarang badan PBB tersebut beroperasi di wilayahnya.

 

Seraya menekankan pentingnya melanjutkan aktivitas UNRWA, Ishiba mengatakan bahwa dirinya akan 'terus menyampaikan posisi Jepang terkait isu ini'.

 

Seita Akihiro, yang juga berasal dari Jepang, mengatakan kepada Ishiba bahwa 'bantuan kemanusiaan Jepang diterima dengan baik di seluruh dunia'.

 

Israel melancarkan perang yang disertai genosida terhadap Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok perjuangan Palestina, Hamas pada Oktober tahun lalu.

 

Serangan Israel di seluruh Gaza telah menewaskan lebih dari 44.300 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 104.900 orang.

 

Tahun kedua aksi biadab Israel di Gaza ini menimbulkan kecaman internasional yang semakin meluas, dengan sejumlah pejabat dan institusi menyebut serangan dan blokade bantuan Israel di wilayah kantong itu sebagai upaya sistematis untuk memusnahkan penduduk Palestina.

 

Bantuan untuk Lebanon

Sementara itu, Jepang pada Jumat (29/11/2024) menyatakan akan mengirim bantuan kepada badan pengungsi PBB (UNHCR) untuk pengungsi di Lebanon.

 

Di bawah Undang-Undang Kerjasama Perdamaian Internasional, Jepang akan menyediakan 6.500 selimut, 6.500 tikar tidur, dan 2.500 lembar plastik sesuai permintaan UNHCR.

 

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Jepang menyebut kontribusi ini mendukung upaya kemanusiaan UNHCR yang sedang berlangsung di tengah tantangan yang semakin besar dalam membantu populasi pengungsi di Lebanon.

 

Menurut otoritas kesehatan Lebanon, lebih dari 3.960 orang tewas dan lebih dari 16.500 orang terluka dalam serangan Israel di Lebanon, dengan lebih dari 1 juta orang mengungsi sejak Oktober tahun lalu.

 

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang mulai berlaku pada Rabu (27/11/2024) dini hari, Israel akan menarik pasukannya ke selatan 'Blue Line' sebagai perbatasan de facto secara bertahap. Sementara tentara Lebanon akan dikerahkan ke wilayah selatan Lebanon dalam waktu 60 hari.

 

(nhk/js)


×
Berita Terbaru Update