Notification

×

Iklan

Iklan

Israel 'Sengaja Membunuh' Anak-anak di Gaza dan Tepi Barat

Sabtu, 14 September 2024 | September 14, 2024 WIB Last Updated 2024-09-14T13:44:29Z

 

Foto : Kementerian Kesehatan Palestina mencatat dari total jumlah kematian, tentara Israel membunuh lebih dari 16.000 anak di Gaza (Getty via TNA)



Gaza - Perang pemusnahan Israel terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza berlanjut selama lebih dari 11 bulan. Anak-anak Palestina yang selamat dari serangan itu memanfaatkan setiap kesempatan untuk meningkatkan kesehatan mental dengan bermain. Namun bermain ternyata membunuh mereka.

 

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti Defence for Children International-Palestine dan organisasi hak asasi manusia di Jalur Gaza memperingatkan bahwa tentara Israel ‘sengaja membunuh' anak-anak Palestina saat mereka bermain dan menjalankan hak-hak normal mereka seperti semua anak di seluruh dunia.

 

Tala Abu Ajwa, seorang anak Palestina berusia sepuluh tahun dari Kota Gaza, termasuk di antara anak-anak yang dibunuh oleh pasukan Israel.  Pada tanggal 3 September, Tala mendapat izin dari orang tuanya untuk bermain dengan teman-teman dan saudara laki-lakinya di luar halaman rumahnya di daerah al-Shujaiya di timur Kota Gaza. Ia ingin mencoba sepatu rodanya.

 

Hanya beberapa menit kemudian, tentara Israel menembakkan rudal ke sebuah flat di gedung keluarganya, dan pecahan peluru menembus lehernya, membunuhnya seketika. "Begitu mendengar ledakan itu, saya bergegas memeriksa apa yang terjadi. Saya terkejut saat melihat putri saya tergeletak di tanah dan darah menutupi tubuhnya serta sepatu rodanya," kata Hussam Abu Ajwa, ayahnya, kepada The New Arab (TNA).

 

"Yang paling menyakitkan bagi saya adalah tentara membunuh anak saya dan darahnya berceceran di sepatu merah muda yang sangat ia sayangi," kata Abu Ajwa. "Putri saya ingin bermain dan bersenang-senang seperti anak-anak lain di dunia. Apa salahnya sampai dia terbunuh saat bermain?" kata ayah yang berduka itu sambil memegang sepatu putrinya.

 

"Meskipun kondisi kehidupan di Gaza sangat menyedihkan akibat pengeboman dan pembunuhan yang terus terjadi, putri saya tetap bermain dengan teman-temannya dengan harapan bisa menemukan kebahagiaan dan melupakan tragedi perang," tambahnya.

 

Menghapus Mimpi

Sebuah klip video pendek yang memperlihatkan tubuh Tala yang tak bernyawa, mengenakan sepatu skating, tersebar luas dan mendapat liputan media serta simpati dari pengguna media sosial di seluruh dunia.

 

"Saya bermimpi suatu hari nanti, saya akan memublikasikan video putri saya setelah ia dewasa dan lulus dari universitas untuk mengungkapkan rasa bangga saya kepadanya. Namun, tentara Israel telah merampas mimpi kami dan merampas kesempatan kami untuk memiliki masa depan yang lebih baik," tutur sang ayah dengan nada getir.

 

Siham Hamada, seorang warga Palestina dari Kota Gaza, berharap untuk mendokumentasikan momen wisuda putranya, Mohammed, dari universitas juga. Namun, tentara Israel membunuh putranya yang berusia 12 tahun pada bulan April di lingkungan Zeitoun di selatan Kota Gaza. Ia sedang bermain sepak bola bersama sekelompok temannya dan terkena serangan rudal Israel yang ditargetkan.

 

"Kami telah berkali-kali melarikan diri dari kematian, dan saya melindungi anak-anak saya selama pengungsian berulang kali, tetapi tampaknya tentara bersikeras membunuh anak-anak kami dan menghancurkan kehidupan kami," katanya kepada TNA.

 

"Mengapa semua kesunyian ini mendominasi dunia? Mengapa anak-anak kita dibunuh tanpa ada yang mendukung atau melindungi kita? Berapa lama tentara Israel akan terus membunuh kita dengan kejam?" tanyanya.

 

Ibu yang berduka itu menceritakan harapan anaknya sebelum meninggal. Mohammed berharap perang akan berakhir suatu hari dan ia akan kembali menjalani kehidupan sehari-harinya, "tetapi setiap kali tentara Israel mengebom di dekat kami, anak saya berlari ke arah saya dan mengatakan bahwa ia takut."

 

Sang ibu juga berharap agar perang segera berakhir dan pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa di Gaza dihentikan, karena sebagian besar korbannya adalah anak-anak, wanita, dan orang tua.

 

Setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, tentara Israel melancarkan perang genosida skala besar terhadap daerah kantong pantai yang terkepung, menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina dan melukai sekitar 100.000 orang, menurut kementerian kesehatan Palestina.  “Dari jumlah total kematian, tentara Israel membunuh lebih dari 16.000 anak di Gaza,” catat kementerian tersebut.

 

(tna/alz)


×
Berita Terbaru Update