Foto : Pengiriman senjata dan amunisi AS ke Israel. (Foto: US Air Force)
Washinton - AS
menyetujui penjualan trailer tank berat dan peralatan terkait senilai US$164,6
juta atau sekitar Rp2,5 triliun kepada Israel, Kamis (12/9/2024), di tengah
perang yang berlangsung di Jalur Gaza dan eskalasi di wilayah Tepi Barat.
Badan Kerja Sama
Keamanan Pertahanan mengatakan telah memberi tahu Kongres AS tentang potensi
penjualan dan pengiriman diperkirakan akan dimulai pada 2027.
"AS
berkomitmen terhadap keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan
nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan
pertahanan diri yang kuat dan siap. Penjualan yang diusulkan sejalan dengan
tujuan tersebut," demikian kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Departemen Luar
Negeri AS bulan lalu juga telah menyetujui penjualan jet tempur dan peralatan
militer lainnya senilai US$20 miliar atau sekitar Rp308,3 triliun kepada
Israel.
AS menghadapi
sejumlah kritik karena memberi bantuan militer kepada Israel, mengingat lebih
dari 41.000 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 akibat
pemboman Israel, yang digambarkan Biden sebagai 'tanpa pandang bulu'.
Sebanyak 1.139
orang tewas dalam serangan lintas batas pada Oktober 2023, yang dipimpin oleh
kelompok perlawanan Palestina, Hamas, yang memicu perang saat ini.
Beberapa kelompok
hak asasi manusia dan mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS telah mendesak
pemerintahan Biden untuk menangguhkan transfer senjata ke Israel, dengan alasan
pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia. Israel menolak tuduhan
tersebut.
AS sejauh ini
merupakan pemasok senjata terbesar ke Israel, dengan lebih dari 70 persen impor
senjata Tel Aviv berasal dari AS, menurut Institut Penelitian Perdamaian
Internasional Stockholm.
Senjata buatan AS
telah didokumentasikan dalam beberapa serangan di Gaza yang mengakibatkan
korban sipil, meski otoritas AS menolak untuk mengonfirmasi rinciannya.
(reut/red)