Juru Bicara
Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada media di Beijing pada Selasa
(28/5)
Beijing - China
berharap Semenanjung Korea tetap stabil meskipun Korea Utara gagal meluncurkan
roket baru yang membawa satelit pengintai militer akibat ledakan roket di udara
selama penerbangan tahap pertama.
"Kami
percaya bahwa memastikan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea serta
melakukan penyelesaian politik untuk masalah Semenanjung Korea akan memberikan
manfaat bagi kepentingan bersama semua pihak. Kami menyerukan semua pihak untuk
melakukan upaya konstruktif demi mencapai tujuan ini," kata Juru Bicara
Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada media di Beijing pada Selasa
(28/5).
Roket yang
membawa satelit, Malligyong-1-1, meledak setelah lepas landas dari Landasan
Peluncuran Satelit Sohae di pantai barat laut Korea Utara pada Senin (27/5).
Peluncuran tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah Presiden Korea Selatan
Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan Perdana Menteri Li
Qiang mengadakan pertemuan puncak trilateral di Seoul, Korea Selatan, dan
menegaskan kembali komitmen mereka mendorong perdamaian di Semenanjung Korea.
"Posisi
dasar China mengenai masalah Semenanjung Korea tetap tidak berubah," tegas
Mao Ning.
Mengenai hasil
pertemuan puncak trilateral ke-9 antara China, Jepang, dan Korea Selatan pada
Senin (27/5), Mao Ning mengatakan ketiga negara menegaskan kembali posisi
masing-masing mengenai perdamaian dan stabilitas regional serta denuklirisasi
Semenanjung Korea.
"Ketiga
pemimpin sepakat untuk terus melakukan upaya positif untuk menjaga perdamaian
dan stabilitas di Semenanjung Korea dan mengupayakan penyelesaian lewat jalur
politik soal Semenanjung Korea demi menguntungkan semua pihak. Hal itu
memerlukan upaya konstruktif dari semua pihak," ungkap Mao Ning.
China merupakan
mitra dagang terbesar dan sekutu diplomatik penting bagi Korea Utara. China
sejak lama tidak berkomentar atas Pyongyang mengenai uji coba senjatanya dan
malah berkomentar mengenai latihan bersama Amerika Serikat-Korea Selatan yang
dinilai dapat meningkatkan ketegangan.
Pyongyang
sebelumnya memberi tahu Jepang tentang rencana peluncuran satelit sebelum 4
Juni dan menetapkan tiga wilayah, di mana puing-puing roket akan jatuh, sebagai
tindakan pencegahan demi keselamatan. Peluncuran terjadi pada hari pertama dari
jendela peluncuran delapan hari. Korea Utara juga berencana meluncurkan tiga
satelit ke orbit tahun ini.
Pada November
2023, mereka berhasil menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke
orbit. Aksi itu menuai kecaman dari komunitas internasional termasuk Amerika
Serikat yang menuding tindakan itu jelas-jelas melanggar sanksi PBB. PBB
melarang Korea Utara meluncurkan satelit apa pun karena menganggapnya sebagai
kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauh. Korea Utara dengan tegas
menyatakan mereka mempunyai hak untuk meluncurkan satelit dan menguji rudal.
(dsl/dsl)