Presiden China Xi Jinping (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjabat tangan saat keduanya bertemu di Beijing, China, (Foto: Sputnik)
London –
Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps, mengaku sangat prihatin dengan
hubungan diplomatik yang makin menguat antara Presiden China Xi Jinping dan
Presiden Rusia Vladimir Putin, baru-baru ini. Dia menganggap hal itu sebagai
ancaman bagi demokrasi.
“Saya sangat prihatin dengan hal ini karena, ingat, ini
adalah dua negara yang tidak percaya pada demokrasi,” kata Shapps kepada Sky
News, Minggu (19/5/2024).
“Jika Anda menghadapi
situasi seperti itu, dan mereka mencoba menyebarkan sistem mereka ke seluruh
dunia, kita harus melihat dan membuka mata lebar-lebar bahwa hal tersebut
merupakan ancaman langsung terhadap cara hidup kita,” ujarnya.
Putin tiba di Beijing, China, pada Kamis (16/5/2024). Itu
adalah lawatan pertamanya ke luar negeri sejak dilantik menjadi presiden Rusia
untuk kelima kalinya pada pekan lalu.
Dalam pertemuan mereka kala itu, Xi dan Putin menjanjikan
“era baru” kemitraan antara China dan Rusia, dua rival geopolitik paling kuat
bagi Amerika Serikat. Moskow dan Beijing sepakat untuk terus membangun
kepercayaan dan memperdalam kerja sama militer, memperluas cakupan latihan
tempur bersama, dan melakukan misi patroli angkatan laut serta udara bersama
secara rutin.
“(China dan Rusia juga) memperkuat koordinasi dan kerja sama
dalam format bilateral dan multilateral, serta terus meningkatkan potensi dan
level respons bersama dalam menghadapi ancaman dan tantangan,” bunyi pernyataan
bersama kedua negara yang dirilis Kremlin pada hari yang sama.
(sky/red)