Foto : Gedung KPK Jakarta
Jakarta : Tim
penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemanggilan
pemeriksaan kepada Direktur Utama PT.Anomali Lumbung Artha (ALA), Teddy Munawar
pada hari ini.
"Pemeriksaan dilakukan di Gedung KPK Merah Putih,
Jakarta Selatan," kata Jubir KPK, Tessa Mahardhika melalui keterangannya
kepada wartawan, Kamis (7/11/2024).
Turut diperiksa sebagai saksi,Direktur PT Inkubisc, Steven
Kusuma. Disinyalir dua perusahaan ini ikut dalam proyek pengadaan bansos
Presiden pada masa Covid-19 di Kementerian Sosial (Kemensos) RI tahun anggaran
2020.
"Pemeriksaan terkait dugaan Pengadaan Bantuan Sosial Presiden terkait
penanganan Covid-19 di Wilayah Jabodetabek pada Kementerian Sosial RI tahun
2020," ucap Tessa.
Terungkap dalam fakta persidangan suap bansos Covid-19 untuk terdakwa eks
Mensos Juliari Batubara, bekas Kepala Biro Umum Kementerian Sosial Adi Wahyono
mengungkapkan mantan Menteri Sosial Juliari Batubara mengecualikan satu
perusahaan, yaitu PT Anomali Lumbung Artha untuk dipungut "fee"
sebagai perusahaan penyedia bansos COVID-19.
"Dalam BAP No 44 saudara mengatakan pada pengadaan
bansos tahap 3 akhir bulan mei 2020 saudara dipanggil Menteri Juliari dan saat
itu juga ada Kukuh Ary Wibowo, 'Saya diminta untuk pungut 'fee' Rp10 ribu per
paket dari semua vendor kecuali PT Anomali betul," tanya Jaksa Penuntut
Umum M Nur Azis di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin
(31/5/2021).
Adi Wahyono, saat menjadi saksi untuk terdakwa mantan Mensos
Juliari Batubara yang didakwa menerima suap Rp32,482 miliar dari 109 perusahaan
penyedia bansos COVID-19, membenarkan pertanyaan JPU KPK tersebut.
"Katanya 'Mas yang Anomali jangan dipungut', tapi saya
tidak tanya alasannya," ungkap Adi.
Adi mengaku Direktur PT Anomali Lumbung Artha bernama Teddy
Munawar namun penghubung dengan PT Anomali bernama Ivo Wongkaren.
"Yang saya tahu Pak Ivo, saya dipanggil Pak Royani di
ruang beliau, ada saya, Joko, Teddy Munawar, beberapa anggota tim teknis, Pak
sesditjen intinya untuk kuota Bodetabek di luar Jakarta itu yang mengerjakan
Anomali sebanyak 550 ribu paket, itu yang mengatakan Pak Sesditjen,"
tambah Adi.
Sesditjen yang dimaksud adalah Sekretaris Direktorat
Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos M O Royani, sedangkan Joko
adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan bansos sembako COVID-19 Matheus
Joko Santoso, dan Kukuh adalah Tim teknis Menteri Sosial Kukuh Ary Wibowo.
"Jadi untuk pengadaan bansos tahap 3 langsung ditunjuk
550 ribu paket untuk PT Anomali," ungkap Adi.
Diketahui kasus bansos Covid-19 terbagi dalam tiga klaster.
Suap dan penyaluran bansos telah
melewati proses sidang. Sedangkan, proyek pengadaan bansos yang masih dalam
proses penyidikan dengan kerugian negara mencapai Rp125 miliar.
(rd/sur)