Notification

×

Iklan

Iklan

Korupsi Bansos Presiden, Dirut Anomali Lumbung Arta Teddy Munawar Diperiksa KPK

Kamis, 07 November 2024 | November 07, 2024 WIB Last Updated 2024-11-07T17:09:04Z

 

Foto : Gedung KPK Jakarta



Jakarta : Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemanggilan pemeriksaan kepada Direktur Utama PT.Anomali Lumbung Artha (ALA), Teddy Munawar pada hari ini.

 

"Pemeriksaan dilakukan di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta Selatan," kata Jubir KPK, Tessa Mahardhika melalui keterangannya kepada wartawan, Kamis (7/11/2024).

 

Turut diperiksa sebagai saksi,Direktur PT Inkubisc, Steven Kusuma. Disinyalir dua perusahaan ini ikut dalam proyek pengadaan bansos Presiden pada masa Covid-19 di Kementerian Sosial (Kemensos) RI tahun anggaran 2020.

 

"Pemeriksaan terkait dugaan  Pengadaan Bantuan Sosial Presiden terkait penanganan Covid-19 di Wilayah Jabodetabek pada Kementerian Sosial RI tahun 2020," ucap Tessa.

 

Terungkap dalam fakta persidangan  suap bansos Covid-19 untuk terdakwa eks Mensos Juliari Batubara, bekas Kepala Biro Umum Kementerian Sosial Adi Wahyono mengungkapkan mantan Menteri Sosial Juliari Batubara mengecualikan satu perusahaan, yaitu PT Anomali Lumbung Artha untuk dipungut "fee" sebagai perusahaan penyedia bansos COVID-19.

 

"Dalam BAP No 44 saudara mengatakan pada pengadaan bansos tahap 3 akhir bulan mei 2020 saudara dipanggil Menteri Juliari dan saat itu juga ada Kukuh Ary Wibowo, 'Saya diminta untuk pungut 'fee' Rp10 ribu per paket dari semua vendor kecuali PT Anomali betul," tanya Jaksa Penuntut Umum M Nur Azis di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (31/5/2021).

 

Adi Wahyono, saat menjadi saksi untuk terdakwa mantan Mensos Juliari Batubara yang didakwa menerima suap Rp32,482 miliar dari 109 perusahaan penyedia bansos COVID-19, membenarkan pertanyaan JPU KPK tersebut.

 

"Katanya 'Mas yang Anomali jangan dipungut', tapi saya tidak tanya alasannya," ungkap Adi.

 

Adi mengaku Direktur PT Anomali Lumbung Artha bernama Teddy Munawar namun penghubung dengan PT Anomali bernama Ivo Wongkaren.

 

"Yang saya tahu Pak Ivo, saya dipanggil Pak Royani di ruang beliau, ada saya, Joko, Teddy Munawar, beberapa anggota tim teknis, Pak sesditjen intinya untuk kuota Bodetabek di luar Jakarta itu yang mengerjakan Anomali sebanyak 550 ribu paket, itu yang mengatakan Pak Sesditjen," tambah Adi.

 

Sesditjen yang dimaksud adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos M O Royani, sedangkan Joko adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan bansos sembako COVID-19 Matheus Joko Santoso, dan Kukuh adalah Tim teknis Menteri Sosial Kukuh Ary Wibowo.

 

"Jadi untuk pengadaan bansos tahap 3 langsung ditunjuk 550 ribu paket untuk PT Anomali," ungkap Adi.

 

Diketahui kasus bansos Covid-19 terbagi dalam tiga klaster. Suap dan  penyaluran bansos telah melewati proses sidang. Sedangkan, proyek pengadaan bansos yang masih dalam proses penyidikan dengan kerugian negara mencapai Rp125 miliar.

 

(rd/sur)


×
Berita Terbaru Update