(Foto: Ilustrasi cuci darah. Dokumentasi: Istockphoto)
Jakarta - Belum
lama ini media sosial dihebohkan dengan fenomena maraknya anak-anak yang
melakukan praktik cuci darah di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Jakarta.
Hal ini pun sontak membuat warganet terkejut dan tidak
menyangka. Sebab kondisi gagal ginjal umumnya dialami orang dewasa.
Merespons kabar tersebut, pihak RSCM Jakarta melalui
Konsultan nefrologi anak dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Eka Laksmi
Hidayati, SpA(K) menegaskan bahwa tidak terjadi lonjakan pelayanan cuci darah
terhadap anak di rumah sakit mereka.
"Jadi kita cukup kaget ya karena ternyata ada
berita-berita mengenai ini kita banyak ditanya lagi padahal sepertinya kita di
rumah sakit tidak mengalami lonjakan sebetulnya. Tapi setelah dilihat memang
kalau dilihat angkanya pasien-pasien kita cukup banyak ya," kata Eka dalam
siaran langsung di Instagram, Kamis (25/7).
Eka menjelasakan saat ini ada sekitar 60 anak yang menjalani
terapi dialisis secara rutin.
Namun, hanya 30 di antaranya yang melakukan terapi
hemodialisis atau cuci darah, sementara sisanya menjalani CAPD atau dialisis
mandiri yang datang sebulan sekali ke rumah sakit.
Eka memahami bahwa jumlah tersebut terbilang cukup banyak
untuk satu rumah sakit. Apalagi fenomena seperti itu tidak dijumpai di rumah
sakit lain.
"Jadi kalau orang melihat ya pasti wah kok banyak
sekali ya. Ya karena kan orang berpikir bahwa penyakit ginjal itu hanya pada
orang dewasa," tutur Eka.
Namun, Eka menegaskan bahwa RSCM merupakan rumah sakit
rujukan nasional untuk masalah nefrologi anak.
Sehingganya, wajar pasien anak yang harus menjalani cuci
darah di sini, lebih banyak ketimbang RS lainnya.
"Jadi memang banyak kita mendapat rujukan bahkan dari
luar Jakarta dan bahkan dari luar Pulau Jawa yang datang ke sini. Memang ke
depan nanti sedang dilakukan transformasi kesehatan," jelas Eka.
(sur/sry)