Petugas money changer menunjukkan dolar AS dan rupiah.
Jakarta - Nilai
tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS (US$) kembali melemah 75 poin pada penutupan
perdagangan Selasa (2/7), ke posisi Rp16.396/US$. Pada pembukaan perdagangan,
nilai tukar mata uang Garuda menclok di level Rp16.321/US$.
Sedangkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar
Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, ditutup Rp16.384/US$. Atau
melemah 29 poin dibandingkan Senin (1/7) sebesar Rp16.355/US$.
Atas pelemahan ini, sejumlah maskapai penerbangan mendesak
agar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengerek naik tarif batas atas (TBA)
tiket pesawat terbang.
"Kalau saya
harapkan tarif diatur mekanisme pasar. Kami juga berharap Kementerian terkait
bisa mencari solusi terkait dengan melemahnya nilai tukar mata uang USD
terhadap rupiah," ujar Ketua Umum Indonesia National Air Carriers
Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, Jakarta, Selasa (2/7).
Denon menilai,
pelemahan rupiah terhadap dolar AS ini, menimbulkan beban pengeluaran maskapai
bertambah. Khususnya kelas ekonomi yang selama ini mengikuti tarif batas atas
(TBA) yang ditetapkan Kemenhub.
Ketika biaya
operasional bertambah karena pelemahan rupiah, kata dia, semestinya dilakukan
penyesuaian harga tiket yang dibebankan kepada masyarakat, atau pengguna jasa
transportasi udara.
"Pelemahan
rupiah jelas berdampak kepada belanja modal yang saat ini sebagian besar impor.
Terutama bahan bakar, suku cadang pesawat, dan lainnya," papar Denom.
Beban itu, kata
dia, belum termasuk pengeluaran lain-lain, seperti pajak bandara yang biasanya
masuk komponen harga tiket pesawat. Diharapkan, pemerintah tidak hanya
memberikan kemudahan berupa insentif semata. Namun juga kemudahan kepada
maskapai untuk meningkatkan traffic.
(swr/nur)