Menuntut kenaikan gaji dan tambahan cuti, ribuan buruh Samsung Electronics Korea Selatan melakukan mogok kerja pada Senin (8/7/2024). (AFP/Jung Yeon-je)
Seoul - Serikat
buruh Samsung Electronics Korea Selatan melakukan mogok kerja pada Senin (8/7).
Aksi pemogokan itu rencananya akan berlangsung selama tiga hari.
Belum ada keterangan resmi mengenai berapa banyak pekerja
yang ikut aksi mogok kerja di hari pertama ini. Namun, jajak pendapat serikat
pekerja menemukan sekitar 8.100 anggota mengatakan mereka berpartisipasi.
Buruh yang bergabung dalam serikat bernama National Samsung
Electronics Union (NSEU) memiliki 28.000 anggota. Jumlah tersebut mencakup
seperlima tenaga kerja Samsung di Korsel.
Mereka menuntut perusahaan memperbaiki sistem bonus berbasis
kinerja, serta memberi pekerja satu hari cuti tahunan tambahan.
Buruh menginginkan kenaikan gaji sebesar 6,5 persen dan
tambahan satu hari cuti tahunan, serta pendekatan yang lebih transparan dalam
menghitung bonus. Bonus sangat penting karena merupakan bagian penting dari
gaji karyawan.
Pada 2023, besaran bonus memperhitungkan laba operasional
dan biaya modal sehingga menyebabkan tidak adanya bonus yang dibayarkan kepada
pekerja. Serikat pekerja berpendapat bonus harus didasarkan hanya pada laba
operasional.
Tuntutan ini ditujukan pada divisi chip Samsung, yang
memproduksi berbagai komponen penting seperti RAM, chip flash NAND, stik USB,
kartu SD, prosesor Exynos, sensor kamera, modem, chip NFC, dan pengontrol
daya/layar.
Para buruh juga memperingatkan perusahaan bahwa mereka dapat
mengambil tindakan lebih lanjut untuk melawan korporasi paling berpengaruh di
negara tersebut.
Pekan lalu, pemimpin senior serikat pekerja Lee Hyun-kuk
mengatakan rangkaian pemogokan lainnya dapat terjadi jika tuntutan pekerja tak
didengarkan.
Para analis mengatakan pemogokan tersebut kemungkinan tidak
akan berdampak besar pada produksi chip karena sebagian besar produksi di
pembuat chip memori terbesar di dunia itu dilakukan secara otomatis.
Meskipun dampaknya kecil terhadap output, gerakan buruh
menunjukkan penurunan loyalitas pekerja.
Menurut analisis, hal ini menambah masalah lain bagi Samsung
saat mereka menghadapi persaingan ketat dalam chip yang digunakan untuk
aplikasi kecerdasan buatan (AI).
(reut/reut)