Malang - Gunung
Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur
terus mengeluarkan letusan erupsi hingga memunculkan gempa guguran sepanjang
Minggu (14/7).
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi
mengatakan dalam satu hari, mulai pukul 12.00-18.00 WIB Gunung Semeru tercatat
mengalami 20 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-10 mm dan lama gempa 40-85
detik.
"Selain gempa guguran, Gunung Semeru juga mengalami
sebanyak 28 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa
59-113 detik," ujarnya.
Aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di
atas permukaan laut (mdpl) itu juga terekam mengalami tiga kali gempa embusan
dengan amplitudo 7-8 mm dan lama gempa 36-58 detik.
"Pada pengamatan visual terlihat Gunung Semeru jelas
hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati, cuaca cerah, angin lemah
hingga sedang ke arah barat," tuturnya.
Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi
agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di
sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat juga diimbau
tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan
sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan
panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima
kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya
lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas,
guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di
puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk
Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang
merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(pvmbg/red)