Aurora di Alaska
(Foto: iStock)
Jakarta - Pasangan
artis Nana Mirdad dan Andrew White membagikan pemandangan indah di langit
Selandia Baru.
Keduanya mengaku terharu dan takjub melihat fenomena langka
di atas langit Selandia Baru, cahaya aurora!
Kakak Naysilla Mirdad ini kemudian membagikan sejumlah foto
yang memperlihatkan langit yang berpendar dalam beragam gradasi cahaya
Instagram-nya pada Sabtu (11/4) kemarin.
Aurora atau cahaya kutub adalah fenomena alam yang
menghasilkan pancaran cahaya yang menyala-nyala dan menari-nari di langit malam
akibat badai matahari.
Fenomena ini hanya bisa dinikmati di negara yang jauh dari
garis khatulistiwa, salah satu negara yang fenomena alamnya bagus untuk dilihat
adalah Selandia Baru.
Aurora yang ada di langit bagian kutub selatan disebut
Aurora Australis, sedangkan Aurora yang ada di langit bagian kutub utara bumi
disebut Aurora Borealis.
Aurora borealis paling sering disaksikan di Fairbanks,
Alaska, dan beberapa lokasi di Kanada Timur, Islandia dan Skandinavia Utara.
Aurora australis paling jarang terlihat karena aurora ini
biasanya justru terlihat terang di daerah yang jarang penduduknya. Aurora
australis biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahun aktivitas
titik matahari.
Berikut beberapa fakta dan data seputar cahaya Aurora yang
dihimpun tim Inilah.com dari berbagai sumber.
1. Indah Tapi Berbahaya
Seperti pengertiannya, aurora disebabkan oleh badai
mahatari.
Badai matahari adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari
masa puncak kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya setiap 11 tahun akan
memasuki periode aktivitas badai matahari.
Sedangkan gangguannya yang terjadi pada medan magnet bumi,
dinamakan badai magnet (magnetic storm).
Perubahan medan magnet yang mendadak tersebut menyebabkan
partikel bermuatan yang ada di atmosfer meningkat atau berubah arah.
2. Aurora Berdasarkan Warna
Langit malam bercahaya seperti lukisan karena Aurora
Langit malam bercahaya seperti lukisan karena Aurora (Foto:
iStock)
Ternyata warna-warna tersebut tidak terbentuk secara
otomatis, akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Warna hijau, dipengaruhi oleh pelepasan gas hidrogen di
ketinggian 100-150 km dari permukaan bumi. Warna Merah dihasilkan sama seperti
pada warna hijau, yaitu eksitasi oksigen. Warna ini dihasilkan pada ketinggian
200-250 km dari permukaan bumi.
Warna Biru disebabkan oleh pelepasan molekul nitrogen.
Warna Pink dipengaruhi oleh atom hidrogen yang terletak
lebih rendah di atmosfer sehingga warna pink ini terletak di bawah warna hijau.
3. Tak Ada Aurora di Langit Indonesia
Mengapa langit Indonesia tidak pernah kedatangan Aurora.
Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan
Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan Aurora hanya
akan muncul di sekitar kutub utara dan selatan Bumi karena partikel dari
Matahari tersebut dibelokkan oleh medan magnet Bumi untuk menuju ke dua kutub
tersebut.
"Medan magnet Bumi cukup kuat untuk melindungi Bumi
dari pancaran partikel berenergi tinggi," tuturnya.
Ia membenarkan bahwa langit Indonesia dan Malaysia tidak
akan pernah "dihiasi" aurora karena faktor medan magnet Bumi serta
posisi kedua negara yang berada di garis khatulistiwa atau lintang tengah.
"Karena partikel dari Matahari hanya masuk lewat kutub
magnetik, aurora hanya bisa dinikmati oleh pengamat di negara-dekat dekat
kutub. Tidak mungkin teramati di wilayah tropis seperti Indonesia," jelas
dia.