Presiden Joko Widodo (Jokowi).Foto: Dok. Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan soal penyebab harga beras mahal.
Pertama, karena serangan El Nino.
"Ya jadi
kenapa (bantuan) beras ini diberikan? Karena kita tahu ada kenaikan harga
beras, benar? Itu terjadi di semua negara. Yang kenaikannya melebihi kita di
semua negara karena terjadi kemarau panjang karena El Nino," katanya dalam
acara pembagian bantuan beras di Alun-alun Kirambu, Kolaka Utara, Sulawesi
Tenggara, dikutip Selasa (14/5/2024).
Kedua, masalah
distribusi beras yang disebabkan oleh perang. Jokowi menyinggung dua perang
yang saat ini masih berkecamuk, yaitu antara Israel-Palestina dan
Rusia-Ukraina.
"Juga karena
transportasi sekarang tidak mudah karena ada perang di Palestina, ada perang
juga di Ukraina," tambahnya.
Menurut Jokowi
perang di Ukraina menyebabkan ekspor gandum dari negaranya juga terganggu.
Bahkan 27 juta ton gandum gagal keluar dari Ukraina akibat perang tersebut.
"Ukraina itu
bisa per tahun, waktu saya ke sana, dia masih punya stok kira 27 juta ton yang
nggak bisa dikirim karena urusan perang. Inilah yang menyebabkan kenapa
harga-harga itu naik," tuturnya.
Meski begitu
Jokowi bersyukur pemerintah Indonesia masih mampu memberikan bantuan beras 10
kg. Ia menyebut hal ini patut disyukuri, mengingat beberapa negara mengalami
kesulitan karena kenaikan harga pangan.
"Tapi nggak
masalah, di negara kita alhamdulillah bapak ibu tergantikan tersubsidi oleh
bantuan beras 10 kg ini. Bener ndak? Ini patut disyukuri lho, coba dibaca-baca
di semua sekarang berada pada kesulitan karena kenaikan-kenaikan harga
pangan," pungkasnya.
(Rns/jhn)
