Candi Cetho di Lereng gunung lawu (ist)
Karanganyar - Gunung Lawu tidak hanya menarik bagi kalangan
pendaki. Kawasan lereng Lawu pun diminati oleh pelancong karena memiliki
berbagai spot menarik. Di antaranya adalah Candi Cetho yang berlokasi di Dusun
Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar.
Peninggalan Hindu bersejarah ini masih tampak kokoh di atas
awan dengan ketinggian 1.496 mdpl. Karena berada di lereng gunung, panorama
alam di sekitar candi begitu mengagumkan. Tak hanya belajar sejarah, pengunjung
pun akan merasakan ketenangan dengan suasana sejuk di kawasan ini.
Lokasi Candi Cetho masih dalam kawasan yang sama dengan
Perkebunan Teh Kemuning. Kebun teh yang luas dan hijau ini pastinya memiliki
panorama yang sulit untuk diabaikan. Saat berada di candi, kamu masih akan
memandang areal kebun teh dengan leluasa. Pengunjung pun bisa melanjutkan wisata
dengan berkeliling kebun teh yang menyajikan pemandangan segar.
Diketahui, pembangunan candi ini dilakukan pada masa Kerajaan Majapahit. Keyakinan tersebut didasarkan pada penemuan sengkalan Welut Wiku Anakut Ikut dan bebatuan bertuliskan Surya Majapahit.
Terdapat reruntuhan
punden yang berjumlah 14 teras dan dibuat pada era kepemimpinan Raja Brawijaya
V. Pengaruh arsitektur Candi Cetho pun berasal dari perpaduan budaya nusantara
dan Hindu. Tak heran, ikonografi di bangunan candi turut menampilkan tokoh wayang,
ya.
Bukan hanya pengaruh kebudayaan Jawa, Candi Cetho juga
tampak unik dengan adanya ciri khas kebudayaan peradaban Sumeria. Hal tersebut
tampak dari patung yang berada di kompleks candi.
Patung tersebut memiliki peradaban mencolok pada gaya rambut
dan perhiasannya. Tidak seperti patung yang kebanyakan ditemukan di Indonesia,
gelang pada patung Candi Cetho mirip seperti jam tangan dan anting-anting
besar.
Karakteristik tersebut ternyata ditemukan pada kebudayaan
Sumeria, Maya, Romawi, dan Yunani Kuno. Hmm, mungkinkah penduduk dari
kebudayaan tersebut sempat datang ke Indonesia? Ini masih menjadi teka-teki
yang belum terpecahkan, ya.
Selain patung yang seperti ditemukan di Simeria, ada pula
patung lain yang tak kalah uniknya. Betul, patung penis yang berada di salah
satu gubuk dekat piramida di Puncak.
Selain itu, terdapat patung penis berupa Phallus di bagian bawah candi
dengan berukuran 2 meter.
Ahli berpendapat kalau patung tersebut tidak menonjolkan
maksud erotis atau pornografi. Namun, penis yang menjadi alat reproduksi pria
menggambarkan proses penciptaan manusia. Beberapa peziarah candi pun masih
kerap menaburi patung dengan bunga, dupa, dan sesajen hingga saat ini,
lho.
(red/hen)