Notification

×

Iklan

Iklan

Candi Cetho, Candi Megah di Atas Awan Lereng Gunung Lawu

Rabu, 08 Mei 2024 | Mei 08, 2024 WIB Last Updated 2024-05-19T16:18:13Z

 

Candi Cetho di Lereng gunung lawu (ist)


Karanganyar - Gunung Lawu tidak hanya menarik bagi kalangan pendaki. Kawasan lereng Lawu pun diminati oleh pelancong karena memiliki berbagai spot menarik. Di antaranya adalah Candi Cetho yang berlokasi di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar.

 

Peninggalan Hindu bersejarah ini masih tampak kokoh di atas awan dengan ketinggian 1.496 mdpl. Karena berada di lereng gunung, panorama alam di sekitar candi begitu mengagumkan. Tak hanya belajar sejarah, pengunjung pun akan merasakan ketenangan dengan suasana sejuk di kawasan ini.

 

Lokasi Candi Cetho masih dalam kawasan yang sama dengan Perkebunan Teh Kemuning. Kebun teh yang luas dan hijau ini pastinya memiliki panorama yang sulit untuk diabaikan. Saat berada di candi, kamu masih akan memandang areal kebun teh dengan leluasa. Pengunjung pun bisa melanjutkan wisata dengan berkeliling kebun teh yang menyajikan pemandangan segar.

 

Diketahui, pembangunan candi ini dilakukan pada masa Kerajaan Majapahit. Keyakinan tersebut didasarkan pada penemuan sengkalan Welut Wiku Anakut Ikut dan bebatuan bertuliskan Surya Majapahit. 


Terdapat reruntuhan punden yang berjumlah 14 teras dan dibuat pada era kepemimpinan Raja Brawijaya V. Pengaruh arsitektur Candi Cetho pun berasal dari perpaduan budaya nusantara dan Hindu. Tak heran, ikonografi di bangunan candi turut menampilkan tokoh wayang, ya.

 

Bukan hanya pengaruh kebudayaan Jawa, Candi Cetho juga tampak unik dengan adanya ciri khas kebudayaan peradaban Sumeria. Hal tersebut tampak dari patung yang berada di kompleks candi.

 

Patung tersebut memiliki peradaban mencolok pada gaya rambut dan perhiasannya. Tidak seperti patung yang kebanyakan ditemukan di Indonesia, gelang pada patung Candi Cetho mirip seperti jam tangan dan anting-anting besar.

 

Karakteristik tersebut ternyata ditemukan pada kebudayaan Sumeria, Maya, Romawi, dan Yunani Kuno. Hmm, mungkinkah penduduk dari kebudayaan tersebut sempat datang ke Indonesia? Ini masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan, ya.


Selain patung yang seperti ditemukan di Simeria, ada pula patung lain yang tak kalah uniknya. Betul, patung penis yang berada di salah satu gubuk dekat piramida di Puncak.  Selain itu, terdapat patung penis berupa Phallus di bagian bawah candi dengan berukuran 2 meter.

 

Ahli berpendapat kalau patung tersebut tidak menonjolkan maksud erotis atau pornografi. Namun, penis yang menjadi alat reproduksi pria menggambarkan proses penciptaan manusia. Beberapa peziarah candi pun masih kerap menaburi patung dengan bunga, dupa, dan sesajen hingga saat ini, lho. 

 

(red/hen)


×
Berita Terbaru Update