Foto : Jaksa Agung ST. Burhanuddin bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024).(ist)
Jakarta - Jika
serius ingin membasmi praktik mafia migas di Indonesia, Kejaksaan Agung
(Kejagung) harus segera memeriksa pihak-pihak yang diduga kuat terlibat dugaan
korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina subholding.
"Kami percaya Presiden Prabowo punya komitmen penegakan
hukum khususnya pemberantasan korupsi yang kuat. Tapi anak buahnya kan belum
tentu satu frekuensi. Terkait penanganan dugaan korupsi di subholding
Pertamina, masih banyak yang belum terungkap," kata Yusri Usman, Direktur
Eksekutif CERI (Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman di
Jakarta, Rabu (5/3/3035).
Misalnya, kata Yusri, informasi tentang nama-nama diduga
'operator' impor minyak yang beredar di
media sosial (medsos), tak ada bantahan apapun dari pihak yang disebutkan.
Rasa-rasanya, penyidik Kejagung harus menindaklanjuti enggan memeriksanya.
Misalnya, ada nama Boy Thohir, kakak Menteri BUMN Erick
Thohir. Serta nama lain, misalnya Seto, Gading. Atau Raden Harry Zulnardi alias
Ai, Febri Prasetiadi Suparta alias James, dan Denny Wawengkeng. Khusus Gading,
saat ini sudah berstatus tersangka.
"Nama lain seperti Seto, James, Ai, Denny kok belum
diperiksa-periksa? Ada apa ini? Apakah ada hubungan dengan pertemuan Menteri
BUMN dengan Jaksa Agung, beberapa waktu lalu? Saya kira, Kejagung jangan
main-main soal ini," kata Yusri.
"Ini kasus menyangkut hajat hidup orang banyak, sudah
menjadi atensi presiden. Jika Jaksa Agung ragu-ragu, lebih baik segera lempar
handuk, supaya segera diganti presiden dengan yang lebih berani
melibasnya" imbuhnya.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM),
Fahmy Radhi berpandangan sama. Seluruh pihak yang diduga kuat berkontribusi
dalam dugaan korupsi di Pertamina yang merugikan negara Rp193,7 triliun harus
diperiksa.
Jika memang ditemukan bukti kuat tentang keterlibatannya,
segera tetapkan tersangka dan langsung ditahan."Siapapun dia, apakah
Menteri atau pejabat di bawahnya, direksi atau komisaris atau swasta lainnya,
periksa semua. Jangan ada tebang pilih," kata Famy.
Dikatakan mantan anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas
yang berhasil membubarkan Petral itu, mengaku tak kaget dengan masih
bercokolnya mafia migas. Bisa jadi karena adanya dukungan dari pejabat negara.
detikbatamcom
sudah berusaha menghubungi Boy Thohir untuk meminta konfirmasi terkait dugaan
keterlibatannya di kasus minyak mentah. Nomor telepon Boy Thohir yang kami
punya tidak berhasil kami hubungi. deetikbatam.com
berkomitmen memberikan kesempatan pertama kepada Boy Tohir untuk
mengklarifikasi dugaan ini.
(nrs/nrs)