Notification

×

Iklan

Iklan

Ratusan Peternak Sapi Perah di Boyolali Gelar Aksi Mandi Susu

Sabtu, 09 November 2024 | November 09, 2024 WIB Last Updated 2024-11-09T22:12:56Z

 

Foto : Sejumlah peternak sapi perah di Kabupaten Boyolali menggelar aksi mandi susu, Sabtu (9/11/2024).



Boyolali - Ratusan peternak sapi perah dan pengepul susu sapi di Kabupaten Boyolali menggelar aksi mandi susu, Sabtu (9/11/2024). Aksi tersebut digelar di kawasan Tugu Susu Tumpah.

 

Tampak para peternak dan pengepul susu mengangkut sekitar 50 ribu liter susu sapi dalam puluhan drum dan tangki yang dibawa dengan beberapa mobil bak terbuka. Sebagian susu segar tersebut dibagi-bagikan kepada warga.

 

Kemudian sebagian peternak lainnya melakukan aksi mandi susu di sebuah mobil bak terbuka di tengah-tengah kerumunan warga. Selanjutnya, susu sapi yang tersisa kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Winong.

 

Koordinator Aksi, Sriyono Bonggol menyampaikan, aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes atas pembatasan kuota penjualan susu ke pabrik atau industri pengolahan susu (IPS). Dimana mereka mendesak agar pemerintah memberikan perhatian terhadap permasalahan yang tengah mereka hadapi.

 

"Total ada 50 ribu liter susu sapi segar yang dibuang dalam aksi solidaritas ini. Jika dirupiahkan, uang yang dibuang dalam aksi ini mencapai Rp400 juta," kata Sriyono seperti dikutip Inilahjateng, Sabtu (9/11/2024).

 

Dia menyebut, susu yang dibuang tersebut berasal dari 20 ribu peternak sapi perah dari berbagai daerah di Kabupaten Boyolali. Akibatnya, dengan adanya pembatasan kuota, setidaknya 30 liter susu sapi per hari di Boyolali terbuang percuma karena tak dapat diserap oleh pabrik.

 

"Adanya pembatasan tersebut, baik KUD atau koperasi menanggung kerugian atas 30 ribu liter susu yang tak dibeli pabrik. Kalau kejadian ini terus terjadi pengepul susu perah tak mampu bertahan. Jika pengepul tak lagi beroperasi maka peternak yang akan menanggung kerugiannya. Sapi terus makan, sementara susu tak ada yang bisa membelinya," terangnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali, Lusia Diah Suciati mengatakan, berkurangnya serapan susu lokal oleh IPS mulai terlihat sejak September lalu. Hal itu terjadi karena maintenance pabrik.

 

Kemudian alasan kedua kelesuan konsumen atau daya beli masyarakat turun dan permasalahan ketiga yakni adanya perbaikan grade standar kualitasnya.

 

"Di KUD Mojosongo misalnya, per hari menampung 23 ribu liter susu lokal. Tapi IPS hanya bisa menerima 16 ribu liter, dan ini murni sebagai bentuk keprihatinan kami terkait permasalahan yang sedang kami hadapi dan tidak ada kaitannya dengan politik," katanya.

 

(jtg/rd)


×
Berita Terbaru Update