Jakarta - Kira-kira,
mengisi token listrik Rp100 ribu akan bertahan berapa hari? Mungkin ini
pertanyaan yang sering terlintas di pikiran banyak orang.
Token atau pulsa listrik adalah 20 digit angka yang
dimasukkan ke meter prabayar saat melakukan isi ulang pulsa listrik.
Sesuai dengan namanya, pulsa listrik digunakan untuk
mengonversi jumlah uang yang digunakan untuk membeli token ke kWh (kilowatt).
Lantas, bagaimana cara menghitung token listrik? Lalu, token
listrik Rp100 ribu dapat berapa kWh dan bertahan berapa lama?
Cara Menghitung Token
Listrik
Jadi, untuk menjawab token listrik 100 ribu berapa kWh,
berikut ini penghitungannya:
- Untuk meteran daya 450, mendapatkan sebesar 241 kWh.
- Untuk meteran daya 900 bersubsidi, mendapatkan sebesar
165,2 kWh.
- Untuk meteran daya 900 non subsidi, mendapatkan sebesar
73,9 kWh.
- Untuk meteran daya 1300, mendapatkan sebesar 69,2 kWh.
Namun, perlu
diperhatikan bahwa jumlah kWh di atas belum termasuk potongan Pajak Penerangan
Jalan (PPJ). Harus dipahami, besaran PPJ setiap daerah berbeda-beda, sehingga
tidak bisa dihitung secara general.
Selain menghitung
besaran kWh yang akan didapatkan, konsumen perlu mengetahui tarif dasar
listrik.
Tarif Listrik Tahun 2024
Besaran tarif
tenaga listrik rumah tangga untuk Januari hingga Maret 2024 adalah sebagai
berikut:
- Pelanggan rumah
tangga daya 450 Volt Ampere (VA) bersubsidi: Rp415 per kWh
- Pelanggan rumah
tangga daya 900 VA bersubsidi: Rp605 per kWh
- Pelanggan rumah
tangga daya 900 VA RTM (Rumah Tangga Mampu): Rp1.352 per kWh
- Pelanggan rumah
tangga daya 1.300 VA: Rp1.444,70 per kWh
- Pelanggan rumah
tangga daya 2.200 VA: Rp1.444,70 per kWh
- Pelanggan rumah
tangga daya 3.500-5.500 VA: Rp1.699,53 per kWh
- Pelanggan rumah
tangga daya 6.600 VA ke atas: Rp1.699,53 per kWh.
Penetapan ini
diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat
dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun 2024.
(pln/red)