Menko Polhukam RI Hadi Tjahjanto saat jumpa pers di hotel Mercure, Harmoni, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2024). (Antara).
Jakarta - Menteri
Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Hadi
Tjahjanto mengatakan pihaknya tengah mengupayakan pembangunan rumah sakit (RS)
milik Indonesia di Gaza.
"Kemarin kami sudah bicarakan, ini memang masih tahap
untuk penjajakan. Tentu supaya kita bisa memiliki lagi rumah sakit Indonesia di
Gaza," kata Hadi saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/6).
Hadi menjelaskan pihaknya telah melakukan beragam upaya,
salah satunya yakni berkomunikasi dengan Medical Emergency Rescue Committee
(MER-C) terkait pembangunan rumah sakit di Gaza.
Namun, Hadi belum bisa memastikan kapan pembangunan itu
dilakukan lantaran harus mempertimbangkan kondisi konflik di Gaza.
Sebelumnya, Hadi memang telah bertemu dengan Presidium MER-C
Sarbini Abdul Murad di kantor Kemenko Polhukam, Senin(10/6) untuk membahas
upaya pembangunan rumah sakit di Gaza.
Dalam pertemuan tersebut, Hadi juga mengapresiasi perjuangan
NGO ini yang selama melakukan aksi kemanusiaan di Gaza. Hingga saat ini,
perjuangan MER-C di bidang kesehatan dan keselamatan di tanah Gaza masih
berlangsung.
Hadi memastikan pemerintah
akan terus mendukung bantuan kemanusiaan yang dilakukan MER-C di Gaza.
Untuk diketahui, MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan
yang bergerak dalam bidang pemberian bantuan medis kepada korban bencana
ataupun peperangan.
Organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa
Universitas Indonesia pada 1999 ini kerap melaksanakan aksi kemanusiaan di
dalam maupun luar negeri.
Belakangan, MER-C juga menaruh perhatian kepada warga
Palestina yang menjadi korban peperangan di wilayah Gaza. Salah satu upaya
proaktif MER-C yakni dengan mengirimkan surat resmi kepada pihak World Health
Organization (WHO) terkait banyaknya rumah sakit yang rusak karena diserang.
"MER-C Indonesia, atas nama masyarakat Indonesia,
mendesak Organisasi Kesehatan Dunia untuk turun tangan dan membela perlindungan
semua rumah sakit di sepanjang Jalur Gaza agar tidak digunakan sebagai
instalasi militer. Kami percaya bahwa rumah sakit, terutama dalam situasi
konflik, harus tetap menjadi zona aman, dilindungi bahkan selama masa perang,
agar dapat menjalankan tugas mulia mereka dalam merawat dan menyelamatkan nyawa
korban perang," dalam surat resmi yang mengatasnamakan MER-C yang
ditujukan ke Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dalam surat tersebut, MER-C mendorong WHO untuk melakukan
upaya agar rumah sakit yang rusak dan menjadi markas militer Israel
dikembalikan ke fungsi semula.
(hen/red)