Dua Muslimah Palestina tengah berdebat dengan personel keamanan Israel tak jauh dari gerbang masuk Kompleks Al-Aqsa di Yerusalem. (Foto: AFP/Yuri Cortez)
Gaza - Sebuah
laporan baru yang dikeluarkan Komisi Anti Rasisme Dewan Eropa mengungkapkan
bahwa insiden kekerasan terhadap Muslim telah meningkat sejak dimulainya perang
di Gaza pada Oktober tahun lalu.
"Muslim disalahkan atas serangan itu dan serangan lain
di Timur Tengah, berdasarkan stereotip terhadap seluruh komunitas dan anggapan
mereka terkait dengan penggunaan kekerasan,” kata komisi itu dalam laporan
tahunannya pada Kamis (20/6).
Umat Islam, terutama siswi sekolah di beberapa negara, yang
'mengenakan simbol agama atau pakaian tradisional yang terlihat jelas
kadang-kadang dikaitkan dengan terorisme atau ekstremisme,' tambah laporan itu.
Dalam beberapa kasus, umat Islam ini juga dijadikan sasaran
diskriminasi dalam mendapatkan layanan kesehatan, menurut publikasi itu.
Hal tersebut berkaitan dengan Israel yang melancarkan
serangan militer di Jalur Gaza setelah serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023.
Hampir 37.400 warga Palestina telah terbunuh di Gaza,
sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 85.500
lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian
besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan
yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional
(ICJ), yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera
menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina
mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.
(afp/ant)