Notification

×

Iklan

Iklan

Serangan Udara Israel Tewaskan 5 Orang di Rafah, Termasuk Seorang Wanita Hamil

Jumat, 17 Mei 2024 | Mei 17, 2024 WIB Last Updated 2024-05-17T18:06:01Z

 

Serangan udara Israel tewaskan 5 orang di Rafah, termasuk seorang wanita hamil (Foto: Al Jazeera )


Gaza  - Di selatan Gaza pada Kamis (16/5/2024), serangan udara baru Israel menewaskan sedikitnya lima orang di Rafah selatan dan tengah.

 

Kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan bahwa empat orang, termasuk seorang wanita hamil, tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di daerah al-Faluja di kamp Jabalia.

 

Sebelumnya, mereka mengatakan telah terjadi serangan hebat di kawasan jalan al-Hoja, yang menyebabkan “kehancuran total”.

 

Sayap militer Hamas mengklaim pada Kamis (16/5/2024) bahwa mereka telah menembakkan rudal anti-tank ke pengangkut pasukan Israel di area Blok 2 kamp Jabalia dan menargetkan buldoser lapis baja dengan alat peledak di timur kota Jabalia.

 

Kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letjen Herzi Halevi, mengatakan kepada pasukan di Gaza pada Selasa (14/5/2024) bahwa pasukan Israel menyerang secara luas dan kuat di Jabalia.

 

“Kami melihat ada upaya [oleh Hamas] untuk bertahan dan membangun kembali, oleh karena itu kami perlu menghadapinya lagi dan membuktikan bahwa kami akan kembali lagi,” tambahnya.

 

Wafa juga mengutip sumber-sumber medis yang mengatakan bahwa lebih dari 30 warga sipil, termasuk 10 anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel terhadap bangunan tempat tinggal di dekat Kota Gaza. Jurnalis foto Palestine Post Mahmoud Jahjouh dan beberapa anggota keluarganya dilaporkan termasuk di antara korban tewas.

 

IDF mengurangi operasi di Jabalia, Kota Gaza dan wilayah utara lainnya pada Januari lalu setelah menyatakan bahwa mereka telah membongkar batalyon Hamas di sana. Namun hal ini menyisakan kekosongan kekuasaan sehingga kelompok tersebut mampu membangun kembali kekuasaannya.

 

Seperti diketahui, IDF telah memerintahkan evakuasi sejumlah lingkungan sejak 6 Mei, ketika mereka memulai apa yang mereka sebut sebagai "operasi tepat" terhadap Hamas di daerah tertentu di Rafah timur dan sisi penyeberangan Rafah di Gaza.

 

Israel mengatakan pihaknya perlu mengirim pasukan ke kota itu karena sisa batalion Hamas bermarkas di sana. Namun Perserikata Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara Barat mengatakan serangan besar-besaran dapat menyebabkan korban sipil dalam jumlah besar dan bencana kemanusiaan.

 

Menteri Pertahanan Israel mengatakan pada Kamis (16/5/2024)bahwa operasi Rafah akan berlanjut seiring dengan masuknya pasukan tambahan.

 

“Terowongan telah dihancurkan oleh pasukan kami dan terowongan lainnya akan segera dihancurkan. Kegiatan ini akan semakin intensif,” terangnya.

 

“Kami melemahkan Hamas,” lanjutnya.


(Al Jazeera /red)

×
Berita Terbaru Update